Kaka dibekali teknik, lahiriah, dan kecepatan yang mumpuni. Di masa keemasannya, ia hampir tidak tertandingi.
Kecepatan Kaka ketika mendribel bola amat menyeramkan bagi lawan. Dulu, seorang jurnalis ESPN pernah menulis: "Kaka yang sedang berlari menyerang dengan bola ibarat sebuah kereta ekspres. Ia memadukan daya dan keeleganan." - AGEN SABUNG AYAM
Kehebatan itu diperlihatkan Kaka dalam sebuah lomba klasik Brasil kontra Argentina di Emirates Stadium, 2006 silam.
Emirates Stadium
yaitu stadion sangkar baru Arsenal semenjak 2006. Stadion ini telah menggelar sebagian lomba internasional, dan yang pertama yaitu Brasil kontra Argentina pada 3 September 2006.Sebanyak 59.032 penonton menyaksikan segera lomba hal yang demikian. Brasil, yang waktu itu dilatih Dunga, unggul pesat via gol Elano di menit 3. Mantan gelandang Manchester City hal yang demikian kemudian mencetak gol kedua di menit 67 dan menggandakan keunggulan Brasil atas Argentina. - AGEN JUDI ONLINE TERPERCAYA
Di penghujung perlombaan, Brasil menambah satu gol lagi dan menentukan kemenangan 3-0 mereka atas Argentina.
Lomba ini memang hanya berstatus uji coba internasional. Melainkan lomba ini meninggalkan kesan yang demikian itu mendalam. Penyebabnya yaitu gol ketiga, sebuah gol solo sensasional karya salah satu pesepakbola terbaik di generasinya.
Gol Sensasional
Pada menit 89, Kaka, yang baru masuk di permulaan-permulaan babak kedua, mengakhiri konfrontasi Argentina dengan gol solo sensasionalnya.Kaka merebut bola yang gagal dikontrol Messi dengan total di kawasan Brasil, kemudian mengerjakan aksi slalom ke zona Argentina. Kaka mendribel dengan kecepatan fantastis, yang malahan tanpa bola malah Messi tidak kuasa mengejarnya.
Gabriel Milito berupaya membaca gerakan Kaka, melainkan sia-sia. Kaka melaluinya. Pada spot itu, Messi telah stop mengejar, dan Kaka sudah masuk ke dalam kotak pinalti Zona.
Kiper keluar menghempas. Dengan dingin, Kaka melepas tembakan rendah menyilang, yang melalui kiper dan tidak kuasa dihentikan oleh bek Pablo Zabaleta di garis gawang.
Tetapi itu, Messi masih berusia 19. Ia tiga tahun sebelum ia meraih trofi Ballon d'Or pertama dari enam koleksinya. Kala itu, Messi telah amat pesat. Melainkan, Kaka terbukti lebih pesat.
Setahun bersela, 2007, Kaka meraih trofi bergengsi Ballon d'Or berakhir mengantarkan AC Milan pemenang Liga Champions. Ia menumbangkan Cristiano Ronaldo (Manchester United) dan Messi (Barcelona).
Kaka memang pemain yang super. Di masa-masa keemasannya, ia nyaris tanpa tanding.
Kaka malahan tercatat sebagai pemain terakhir yang meraih Ballon d'Or sebelum era sepuluh tahun dominasi Ronaldo & Messi. Dominasi itu sempat terputus di 2018 oleh Luka Modric. Melainkan, di edisi 2019, trofi keenam diraih oleh Messi.
Sahabat303 - Agen Sabung Ayam, Agen Bola, SBOBET, IBCBET, Casino Online Terpercaya
- Bonus Deposit 10% (Khusus Sportbook) Setiap Harinya
- Bonus Deposit 10 % Khusus Tangkas Setiap harinya
- Bonus Cashback Sport Up To 16%
- Bonus Cashback Casino 2%
- Bonus Rollingan Casino 0.7%
- Bonus Cashback Sabung Ayam Up To 10%
- Bonus Referral 2% Seumur Hidup
0 komentar:
Posting Komentar